Fruity Peach Heart -*- Nailiz Menulis -*-: Dhitan Yang Ulang Tahun
Inspirasi Nailiz

Today... hari bimbang dan ragu,, enggak berani tanya enggak berani cari tau. Tidak seperti dia yang terang-terangan walau dengan basa-basi pinjam SIM-lah, padahal aku tahu, dia hanya ingin melihat ID ku aja. Tapi untuk dia, okelah tak apa karena bagiku dia sudah aku anggap seperti bagian dariku, sesuatu yang aku ijinkan masuk dalam identitas privasiku. Berbeda dengan rasaku, aku tahu SIM, KTP, dll hilang dalam satu dompet. Mana mungkin aku bisa cari tahu identitas dia. Browsing tak aku dapatkan. Sekarang aku tahu dari FB-nya,, dia malahan ngomong "ngarang kae si".


Mungkin aku sudah terlalu berlebihan, membiarkan dia masuk dalam ruang kosongku hingga aku terlena. Tapi sekian lamanya aku merasakan semua ini bayang-bayang seseorang yang cantik, seperti yang ia harapkan selalu di depan mata. Tak ku elakkan lagi, yang ada hanya rasa canggung. Padahal hanya sebatas menjadi teman suka duka pun tak apa bagiku. Aku masih sadar diri atas kekuranganku.

3 Juni 1984, tertulis jelas pada info dalam FB nya. Awalnya aku pikir itu hanya permainan dia, lama-lama aku jadi mulai penasaran, apalagi mendekati tanggal itu.
"bener gag sich besok kamu ultah?"
"kata sapa?"
"wah berarti ada ikatan batin ya ma ...lovers?"
"ngarang kae si"
Wah mungkin itu senjata pamungkasnya dia untuk ngelak. Dengan kesibukannya (yang mungkin ;su'udlonku; udah enggak ada waktu lagi buat aku, buat perhatian ma aku) waktu untukku seolah hanya dengan beralasan, maaf ya dari tadi gag sempat pegang hape, maaf baru buka hape, maaf bla bla bla. Aku memaklumi semua itu, tapi kadang perasaanku enggak terima. Keadaan yang berubah derastis membuat aku jadi ilfil.

Aku emang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, tak pantas aku mengharapkan semua itu darinya. Namun, perasaanku ini yang sering bermain. Salahku membiarkan ia masuk dalam hatiku dan sekarang aku tak mengerti apa yang harus aku lakukan. Apa mungkin cinta bertepuk sebelah tangan ya? Ah, masa bodoh! Semakin aku melupakan semakin hati ini menjadi resah dan kuputuskan untuk tetap mengenangnya saja. Dengan membiarkan hati ini merasa dipermainkan namun lambat laun membuang rasa ini. Aku tak ingin lara lagi, aku ingin kedamaian agar kita tidak saling membenci.

Yang pati sudah aku persiapkan sebuah kado untukmu dan berbagai macam ucapan. Hanya untukmu, oh ya tadi aku sempat ngomong ma Muthi' dan Nadiya. Ini kado istimewa, mungkin kado untuk pacarku akan lebih istimewa dari yang ini. Aku bener-bener menyiapkan sebuah kado itu dengan penuh rasa, rasa yang berbalut ketidakpastian. namun aku ingin nikmati dan berdoa yang terbaik untukku dan untuknya.

Kemana ku harus melangkah, jejakmu samar-samar kuikuti. kemana ku harus melangkah, cintamu terlalu sulit untukku
terangilah kasih lentera cintamu itu agar kutak jatuh dalam kegelapan

0 Responses

Posting Komentar