Fruity Peach Heart -*- Nailiz Menulis -*-: Juli 2011
Inspirasi Nailiz

Awalnya aku seneng banget ada wadah yang lebih nge-frend daripada komunitas Blogger yang lain. Langsung aja aku minta gabung dengan mereka. Rasanya gembira bisa gabung dan bisa dapet ilmu tentang blog. Waktu itu jumlah anggota baru tujuhpuluhan dan seingetku belum lebih dari seratus. Karena dengan ini (blog) aku bisa bebas mengungkapkan isi hatiku (curhat, de el el). Thanks banget udah diijinin gabung dengan komunitas bloof, thanks juga akhirnya aku bisa BW dan melihat indahnya dunia blog, blog tetangga atau blog yang jauh disana yang tergabung dalam bloofers.

Memang, aku bukan tergolong orang yang bisa selalu online lama, jadi kadang aku hanya koment sedikit lalu off atau aku hanya melihat-lihat saja di dinding bloof. Namun, semakin lama aku perhatikan, rasanya aku semakin kering saja di Bloof, tidak ada sambutan yang indah lagi seperti ketika aku baru di Bloof, sering-sering juga aku mendapatkan perlakuan yang membuatku kecewa. seperti,
  1. Ketika aku menulis di dinding dan menyapa para Bloofers, hanya sedikit yang membalas sapaanku, dengan jarak yang tidak begitu jauh ada yang menulis di dinding, eh langsung tuch banyak banget yang komentar. Waktu itu aku berfikir "ah mungkin sapaanku gag begitu penting.
  2. Aku coba lagi menanyakan, seperti layaknya yang lain bertanya hal-hal yang dirasa susah dalam proses nge-blog. Masih sama, hanya beberapa bahkan hanya satu orang yang membalas komentarku. Masih saja aku maklumi.
  3. Mungkin ini salahku karena gag bisa selalu ON, komentku pun kadang di cuekin untuk ditanggapi.
  4. Namun rasanya jika aku menulis semua kegelisahanku seakan-akan aku yang paling merasa disudutkan, entahlah yang lain merasa atau tidak.

Duh, rasanya genap sekali penderitaanku ini. Apapun yang aku lakukan di Bloof sekarang aku merasa seperti bukan keluarga dari Bloof lagi. Aku terasing, aku tak dihiraukan, dan hanya segelintir yang mau menyapa dan mau aku ajak bicara. kenapa? kenapa dengan aku? mengapa begitu padaku? apa salahku?

Jika persahabatan ini sudah mulai semu
apa baiknya aku akhiri semua ini saja
ataukah aku harus mengemis kasih
dan mengadu kepada mereka?

Jika persahabatan ini sudah mulai semu
Pantaskah masih disebut blog of friendship?
Masih adakah hati2 terasing
dan yang merasa seperti aku?
ataukah aku hanya sendiri
bersama terik yang menyengat?

Jika persahabatan ini sudah mulai semu
Apakah indah masih tercipta
diantara hati dan relung yang lara
semoga dibawa angin lalu
Rasa yang telah tumbuh ini
semoga buku ini aku tutup dengan
kenangan indah dalam luka.
Selengkapnya...

Inspirasi Nailiz

Aku bahagia mendengar kau menikah
Aku bersyukur walau pernikahan ini kudengar lewat angin
Namun, aku kecewa...
karena jejak kita satu persatu kau hapus
bukan itu yang kuingin
hanya ini adalah masa lalu kita

Entah kenapa, aku tiba-tiba ingin posting tentang dia di http://akuzilian.blogspot.com/search?updated-max=2011-07-24T23%3A36%3A00%2B07%3A00&max-results=1 rasanya kangen ma Mamas. Tak lama hapeku berdering, ah ada sms masuk "piye kabare nju? lah kae pak nikah wis ngeti opo durung?" setelah membaca sms itu, mukaku tiba-tiba ingin tersenyum. Tanpa paksaan senyum ini mengembang dengan ucapan syukur alhamdulillah. Jumat, 22 Juli 2011 akad itu tercipta, namun tak ada undangan yang menghampiri rumahku untuk menghadiri hari bahagiamu.

Tau enggak? aku padahal pengen banget ikut merayakan hari bahagianya itu, bukan karena aku kecewa namun aku ikut bahagia dengan berita ini. Kita sudah lama saling mengenal dan kita pula sudah lama pernah saling menyintai. Bukan harus jika cinta kita sudah berbeda kita harus jauh, aku ingin tetap mengabadikanmu dalam buku harianku karena menghapusmu adalah derita pahit yang tak ingin ku alami. Lembaran kenangan ini adalah gambaran dari rasa yang pernah kita rajut bersama. Bukan permusuhan yang kita kenang, namun keindahan dalam mencari Ridlo-Nya dan ridlo orang tuaku.

Aku sadar, kau bukan jodohku yang tertulis di laukhil makhfudz, kau adalah penghias kehidupan diantara kita yang menjadi pelajaran untuk kita bisa lebih dewasa menghadapi hidup. Pesanku : "cintailah istrimu sebagaimana kau mencintaiku dengan tulus, jangan pernah ada luka yang kau torehkan seperti kau menorehkan luka untukku. Jiwamu juga jiwanya hatimu juga hatinya, berikanlah semua yang terbaik untuknya. Biarkanlah dia menjadi dirinya sendiri, jangan kau paksa menjadi apa yang kau inginkan"
Senin, 25 Juni 2011
Piala Bergilir pernikahan dari Pramuka STAIN Pekalongan
yang diserahkan oleh Kak Nalim (pembina Pramuka STAIN Pekalongan.

Cinta kita sudah berbeda,
Sudah kubingkai kisah kita dalam kanvas masa lalu
dan juga dalam halaman bukuku yang lalu
Biarlah semua menjadi kenangan
yang tercipta diantara canda tawa
dan muram durja kita

Cinta kita sudah berbeda,
Diantara kita sudah punya jalan sendiri-sendiri
Kenanglah aku dalam bingkai masa lalumu
Tak perlu kau repot menghapusnya
karena akan menyakiti hatimu

Cinta kita sudah berbeda,
Doakan aku agar mendapat penggantimu
Relakan aku dengan yang lain

Selengkapnya...

Inspirasi Nailiz

Siapa sich wanita normal yang enggak pengen nikah??? aku juga wanita normal, mangkanya aku juga ingin nikah namun Tuhan belum memberikan jodoh yang terbaik buat aku.


Penggalan itu semoga bisa menjadi hikmah bagi para wanita yang belum menikah. Bagi yang sudah menikah, kuucapkan Barakallahu lakum... termasuk untuk seseorang yang kemarin Jumat, 22 Juli 2011 melaksanakan akad nikah. Rasanya seneng banget mendengarnya. Mantanku akhirnya sudah menemukan "sigaring nyowonya" mendengar hal itu aku seneng, semoga semua sikap yang buruk terkikis oleh cinta kalian berdua.

Aku juga mau, batu terjalan antara kita berdua tidak kau bawa dalam mengarungi bahtera hidup kalian berdua, aku hanya kerikil-kerikil kecil di jalan yang berliku dan panas. Namun aku tak ingin membuat panas kalian berdua. aku ingin kesejukan dan ketenangan jatuh dalam diri kalian berdua. Aku hanya masa lalunya, Mbak. Antara aku dan dia sudah punya jalan sendiri-sendiri yang digariskan Allah Swt, Mamasku dengan Mbak dan aku insya Allah dengan pria yang sholih yang mampu menjadi imamku ke jalan Allah Swt.

Jangan khawatir Mbak, aku tetap berdoa untuk kalian berdua dan berharap agar menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan yang selalu di Rahmati oleh Allah Swt. serta segala yang di lakukan mendapat Ridlo dan keberkahan dariNya pula. :)
Secuil rasa ini tetap menjadi kenangan dan aku tidak akan mungkin melupakan, karena melupakan adalah sebuah kepahitan dalam hidup dan tanda putusnya tali silaturahim. Aku tidak menginginkan itu Mbak. Aku tetap tersenyum dan terimakasih pada Mbak karena masih mengingatku. :)
Mbak, Dendam itu dilarang agama, tak sedikitpun hati ini punya rasa begitu terhadap suamimu. Aku tetap menjadi yang ceria. Zilian yang selalu memberi semangat padamu dari jauh. Zilian yang tak pernah padam untuk tersenyum padamu. Terimakasih atas semuanya Mbak.
Selengkapnya...

Inspirasi Nailiz

Jaman kali pertama aku punya pacar langsung kita selisih usia lima tahun, jauh memang tapi mungkin ini yang aku inginkan, pacaran bukan untuk senang-senang tapi untuk mempersiapkan masa depan, yaitu menikah. Mangkanya aku tidak akan sembarangan jika memilih lelaki. Pertemuan kita unik dan jadian kita unik pula, kenapa begitu? karena ketertarikan kita dari banyolan kita dan menyatakan cinta enggak lewat omongan atau pemberian bunga (jiah, pengen romantis) tapi hanya lewat kertas kecil yang disembunyikan di dalam ranselku.

Aku enggak tanggung-tanggung, karena pengen serius dan aku pikir usia dia udah matang dan dewasa untuk berfikir, aku kenali juga keluarga dan teman-teman sepermainannya. Aku bilang asik, dengan sikapnya yang selalu tak pernah menyerah. Aku dukung dia hingga dia mengenal apa yang dia lakukan dan dia jadi super dalam kegiatan barunya. Aku merasa senang bisa memberikan yang terbaik untuk calon suamiku, berharap begitu lambat laun tak terasa sudah setahun usia pacaran kita, bau tidak sedap merasuk dihidungku, aku pikir ini hanya teman biasa, teman curhat dan sebagainya jadi saya acuhkan.

Karena cowokku pendiam, aku percaya saja. Berkat dukungan orangtuanya juga aku tetap bertahan walau sudah mulai ada perselisihan-perselisihan kecil. Suatu ketika temannya mengajak ia di kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa Purwokerto, berharap aku dipamiti atau di ajak, ternyata dua-duanya tidak aku temui dalam dirinya. Aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Mas ikut ke Purwokerto?"
"Ikut ra"
Aku diam sejenak, rasa ini mendorongku untuk ikut
"Mas, hla aku ikut dunk"
"Ora usah, sing melu lanang kabeh"
"owh" karena aku percaya jadi aku mengiyakan saja apa yang ia katakan.

Sepulang dari Purwokerto mendengar kabar ada perempuan yang ikut, aku langsung menemuinya dan menyampaikan lagi bahwa ternyata ada perempuan yang ikut. Dia hanya menjawab "Hla kuwi be ora ngomong nek sido pak melu owg". Ya udah gak papa, aku rela gak jadi ikut walaupun ada rasa galau.

Keesokan paginya, aku mampir ke sanggar (istilah tempat yang diikuti kita untuk berkumpul satu organisasi).
"eh, kemarin mas mu ketemuan si?" seseorang ada yang nyeletuk ketika aku masuk ke sanggar
"sopo? Suji po?" sahutku sok tau
"Lah iyo ra..."
"ouw pantes aku ora oleh melu" dengan muka aku lipat aku pergi dari sanggar untuk masuk kelas, ada jam kuliah pagi ini.
Di kelas aku ketemu cowokku, karena satu kelas. Selesai mata kuliah aku mendesak cowokku dengan sindiran. "pantesan aku ora oleh melu, jebule pak ketemuan" jawabnya ringan " ya iyo ho" kita berdua tertawa bersama karena aku pikir ini bercandanya. Dia paling jago bercanda, tak pernah ketawa kalo masih bercanda.

Dua tahun, dua tahun setengah usia pacaran kita tiba-tiba hari itu perasaanku tidak enak, aku pengen ke sanggar walaupun enggak ada kegiatan. Sampai di sanggar, cowokku masih nglatih komputer adik kelas. Dia cantik, sontak bikin aku cemburu. Aku aja enggak pernah di ajari kok yang lain malahan udah di ajari. Dia menganggap aku bisa jadi enggak di ajari. Karena perempuan itu yang ditaksir temannya cowokku jadi aku enggak cemburu-cemburu amat.

Perjalanan dilalui penuh batu terjal, dan di suatu pagi aku terjebak tidak bisa mengoperasikan komputer. Karena yang ada disitu aku paling dekat ma cowokku, aku memanggilnya untuk minta di bantu. Tapi ia malahan diam saja. Kebetulan di sebelahku ada perempuan adik kelas itu, ia menangis katanya tidak mau dijodohkan oleh orangtuanya dan dia kabur ke sanggar. Perempuan itu minta diambilkan charger hape tanpa menunjuk siapa yang disuruh, tapi sontak cowokku dengan cepat mengambilkan. Dari situlah kecurigaanku muncul. Ternyata yang menjemput perempuan itu tadi malam dan membawa ke sanggar juga cowokku. Duh... gundah gulana perasaanku ini, memang aku sadar aku tidak lebih cantik dari dia, aku tidak ada bandingannya dengan dia.

Kejadian itu aku acuhkan beberapa bulan hingga bertemu dengan kejadian-kejadian dengan pelaku yang sama. dan puncaknya hari itu aku mendaftarkan adikku sekolah di tempat yang sama denganku. Perasaan ini ingin sekali mampir ke sanggar. Alhasil sampai di pintu sanggar aku melihat cowokku sedang asik bercanda dan bermesraan dengan perempuan yang sama. Melihat kehadiranku mereka acuh hingga akhirnya aku marah. Sempat helm yang kukenakan aku banting hingga pecah. Dengan dalih bukan siapa-siapa dan tidak ada hubungan apa-apa aku berhasil di rayu untuk tetap mempertahankan hubungan ini.

Aku jera, sampai tiba kita bertemu di rumahnya.
"Mas sebenernya perempuan itu siapa?"
"Ah kamu tu, gak penting wong gak ada apa-apa dengan dia kok"
"Ngaku nggak Mas" aku mulai bertampang geram
cowokku diam, aku adukan kejadian ini kepada ibunya dan ternyata ibunya juga membela dia.

---

"Tau enggak kenapa Ibu begitu? karena ia percaya aku tidak akan melakukan itu"
"Iya Ibu tidak lihat, coba kalo Ibu lihat dan tau" aku masih marah
"Ya enggak lah, Ibu kan sudah tau hubungan kita"
"Sebenere aku kurang apa sih mas sampe sampeyan gt ma aku" aku dengan pedenya bertanya
"enggak, kamu enggak kurang apa-apa kok"
Bahasa sesaatnya kadang bikin aku percaya. Ia memang pandai bersilat lidah hingga kadang rektorat dibuat klepek-klepek oleh tawaran dan rayuannya.

Cowokku mendapat kedudukan ketua di organisasi, untuk itu apapun pengembangannya aku selalu berharap dia berbagi denganku seperti ketika aku berbagi dengannya. Namun kenyataan berkata lain. Lagi-lagi aku di tuding selingkuh dengan anak Jogja, padahal jelas-jelas dari dia pengembangan yang aku dapat ia juga ikut merasakan.

Pertengkaran demi pertengkaran kita lewati dan semakin panas, aku menemukan sms dari x dengan panggilan sayang, setelah aku cocokkan nomernya, itu adalah nomor anak Purwokerto. tapi aku masih diam. Aku mancing perempuan purwokerto itu, dengan nama yang aku samarkan, kejadian dari dulu sampai sekarang terungkap. Aku konfirmasi dengan cowokku membuahkan hasil muka cowokku pucat pasi namun lidahnya tetap berkata tidak ada hubungan apa-apa hanya tempat curhat, lagian katanya juga perempuan purwokerto juga sudah punya tunangan.

Kembali lagi aku bertanya,
"Aku iku kurang opo si mas? aku di curigai mbek lanang liyo, sampeyan yo tak kenalke sopo lanang kui lan hubungane opo mbek aku, saiki giliran aku takon kui sopo malahan jawabane yak-yak an, mbok yo ngomong wae mas jujur mbek aku nek sampeyan memang seneng mbek wedok loro kae. Aku ora popo daripada umpet-umpetan ngene"
Cowokku tetap diam "mas" aku panggil dia berkali-kali, ia tetap diam dan enggak berani memandang aku.
Tanganku menggenggam baju bagian bawah kerah "Aku kui kurang opo mas?"
"kurang pesek"
itulah jawabannya dan aku melepaskan genggaman tanda permusuhan tadi.
Selengkapnya...

Inspirasi Nailiz

INIKAH RASANYA KEHILANGAN??? begitulah yang aku ungkapkan kepada diriku karena aku telah merasa kehilangan. Begitu pahit melanda dan menggejolak dalam jiwa, gelisah, tak tentu arah dan tak tentu tujuan. Semua serasa gersang bagai satu abad paceklik, hampa, gundah menyiksa. Mungkin setetes embun adalah penggugah jiwa-jiwa yang merasa kehilangan.

Astaghfirullahal'adzim... aku kehilangan-Nya karena salahku, aku kehilangan-Nya karena kecerobohanku yang ingkar terhadap nikmat yang telah Ia beri. Aku lupa akan asalku, aku terlelap akan gemerlapnya dunia yang ternyata menyesatkan, seteguk dunia mampu melenakanku ke dunia hitam, limbah yang mengumpulkanku pada jaring-jaring keputus-asaan atas nikmat-Nya. Aku diperdaya oleh dunia, aku merasa hancur setelah kusadar aku jauh dari-Nya.

INIKAH RASANYA KEHILANGAN??? begitu berat kupikul beban ini hingga air mata tak mampu basahi mata yang ingkar ini, lidah ini kelu untuk merasakan nikmat-Mu, tangan ini tak kuasa menyentuh ciptaan-Mu dan tanah ini tak mau menerima jasadku yang kotor ini. Aku kehilangan-Mu, hidupku tak tentu arah dan tak tau tujuan. Aku ingin kembali pada-Mu, menapaki jalan-jalan Ridlo-Mu. Kemana lagi harus kucari untuk mendapat Ridlo-Mu, menapat ampunan-Mu kecuali aku bisa menemukan-Mu.

Aku rindu kasih-Mu, aku rindu damba-Mu. tapi telagaku masih kering untuk mengais nikmat-Mu. Aku ingin mencintai-Mu lebih dari ku mencintai hamba-Mu. Aku ingin Kau beri kemudahan jalan untuk ku dapat menikmati nikmatnya berada di Surga-Mu. Surga Abadi yang tak menyesatkan. Aku ingin bersama hamba-Mu yang Sholih lagi ta'at untuk kembali ke jalan-Mu. Aku tak ingin kehilangan-Mu lagi.

Aku pasrahkan jiwa raga ini hanya untuk-Mu Rabb...
Allahummaghfirliy dzunubi abwaba faslik
Allahummaghfirliy dzunubi abwaba rohmatik
Ya Fattah iftah lana babak
waj'alnallah min jumlatih babak
Kini aku akan membuka mata, untuk kembali memiliki-Mu, aku tak ingin kehilangan-Mu karena Engkau sangatlah berarti buatku. Rinduku pada-Mu kulantunkan lewat Dzikir-dzikir untuk-Mu.
Selengkapnya...

Inspirasi Nailiz

Masih teringat di pikiranku Kamis, 30 Juni 2011 adalah akhir dari bulan Juni dan awal aku menginjakkan kaki di Bumi Sriwijaya pada tahun 2011 ini. Senyumku menyungging kala aku melihat perkebunan kelapa sawit yang berjejer rapi. Indah... tampak bersih dan hijau oleh rerumputan karena akan digunakan untuk tapak perkemahan. Kapling-kapling sudah dibuat, bertuliskan si empunya kapling. Dan aku menemukan dimana kapling tempat aku membangun tenda. Ya! terletak di kelurahan Dewi Sartika RW. 01 RT. 03. Masih kubayangkan selama 10 hari aku akan tinggal disini. Dibawah pepohonan sawit yang begitu memesona.

Aku membawa almamater Kota Batikku dengan 15 Penggalang putra, 15 Penggalang putri dan 8 teman lelaki ku serta 2 teman perempuanku.

Putra dan Putri mendapatkan kapling terpisah yang jaraknya lebih kurang 1 km, tidak begitu jauh dan tidak seperti yang aku perkirakan akan berjarak 5 km. Namun begitu berat katika aku harus ke homestay Kwarda Jateng yang berjarak lebih kurang 6 km dari kapling tendaku. itu pertama kali aku tempuh dengan berjalan kaki.

Keindahan yang tak terkira ketika ujung perjalanan mendekati homestay terdapat hamparan air yang melimpah dan terasa sejuk. Dalam benak menebak "inilah yang disebut Danau teluk Gelam?" Ya! seperti ucapan selamat datang di Danau Teluk Gelam, air tampak bergelombang digerakkan angin yang lembut. Kususuri hingga ujung kutemukan homestay yang kutuju. Kulihat tak hanya satu homestay yang ada namun banyak homestay berjajar menghadap danau. Amboy indahnya karya alam berpadu karya seni di Bumi Sriwijaya ini. Dan tak kusangka dan tak kuduga setiap hari aku melewati danau ini.

---

Bersepeda di pagi hari dengan seseorang yang baru aku temui di tempat ini walaupun kita sama-sama dari Jawa Tengah adalah suatu hal yang mengasikkan. Berkeliling danau dan kita sempat berhenti di suatu tempat. Terdapat bangunan di tepi danau yang akan digunakan untuk kegiatan olahraga air pada kegiatan kali ini. Jauh di seberang tampak 2 hotel kembar dan permainan-permainan seperti di dunia fantasi Jakarta, namun tak selengkap di Jakarta.

Tak kukira setiap hari aku dapat menikmati indahnya Danau Teluk Gelam yang tampak luas, namun ternyata aku bisa menempuh semuanya, kecuali ujung selatan yang 'katanya' hutan belantara yang belum ada manusia yang berani menjamahnya. Aku berani meng-iya-kan karena dari kasat mataku tampak hijau lebat tak berpenghuni. Itulah pesona Sumatera, berbeda dengan di Jawa.
Selengkapnya...

Inspirasi Nailiz

Tentang pertemuanku di dunia maya... aku pikir aku hanya akan bertemu dia di dunia maya, tapi takdir berkata lain. Gara-gara "ra sudi" kita dipertemukan di dunia nyata, entah apa yang membuat kita saling tertarik untuk komunikasi.


aku tak peduli dia punya nama apa dan punya nama siapa, hanya satu yang kutau, dia anggota Pekalongan Rescue. Semilir hawa yang menyesatkan pertemuan kita berlanjut dengan mengenal yang lain. Lewat hape kita berkomunikasi hingga kita dekat. Ikrar pun terucap kala kita bersepakat untuk menjadi selir hati. Arghhh... di hati terbesit ini perjanjian konyol, apapun dan dimanapun adanya ini adalah konyol. Negara ini sudah tidak lagi menggunakan sistem pemerintahan kerajaan! apalagi ini sangat merugikan bagiku. Tapi aku tetap menjalaninya, bak bunuh diri aku terjun ke dalam sumur terdalam. Tak tertolong lagi aku mulai berenang dengan sisa nafas dengannya.

Ya! akulah yang paling dirugikan, akulah yang paling tidak mendapatkan hak. Ke-aku-annya sangat aku benci dan tak kuharapkan. Namun aku ambil ini sebuah jalan pengabdianku. Dihati, bibir selalu terucap doa "Tuhan... kirimkan lelaki terbaik untukku yang pantas menjadi imamku menuju jalan-Mu".

Kini, entah berapa lagi yang harus kukerahkan untuknya, segala tenaga, fikiran dan hati terkuras untuknya. Rugi itu aku anggap pelajaran, Rugi itu aku anggap sebuah harga yang harus kubayar untuk mendapatkan yang terbaik dalam sejarah hidupku.

Rindu menepis hati
Rasa bergejolak meronta
inginku lari secepat mungkin
agar aku cepat tahu
siapalah yang akan meminang hati ini
namun waktu berjalan tidak seperti yang aku inginkan
dan aku harus tetap berlari

seiring waktu yang kian menanjak
"Tuhan kirimkanlah aku... kekasih yang baik hati... yang mencintai aku apa adanya"
Selengkapnya...