Fruity Peach Heart -*- Nailiz Menulis -*-: BUMI SRIWIJAYA YANG SEMPAT KUNIKMATI
Inspirasi Nailiz

Masih teringat di pikiranku Kamis, 30 Juni 2011 adalah akhir dari bulan Juni dan awal aku menginjakkan kaki di Bumi Sriwijaya pada tahun 2011 ini. Senyumku menyungging kala aku melihat perkebunan kelapa sawit yang berjejer rapi. Indah... tampak bersih dan hijau oleh rerumputan karena akan digunakan untuk tapak perkemahan. Kapling-kapling sudah dibuat, bertuliskan si empunya kapling. Dan aku menemukan dimana kapling tempat aku membangun tenda. Ya! terletak di kelurahan Dewi Sartika RW. 01 RT. 03. Masih kubayangkan selama 10 hari aku akan tinggal disini. Dibawah pepohonan sawit yang begitu memesona.

Aku membawa almamater Kota Batikku dengan 15 Penggalang putra, 15 Penggalang putri dan 8 teman lelaki ku serta 2 teman perempuanku.

Putra dan Putri mendapatkan kapling terpisah yang jaraknya lebih kurang 1 km, tidak begitu jauh dan tidak seperti yang aku perkirakan akan berjarak 5 km. Namun begitu berat katika aku harus ke homestay Kwarda Jateng yang berjarak lebih kurang 6 km dari kapling tendaku. itu pertama kali aku tempuh dengan berjalan kaki.

Keindahan yang tak terkira ketika ujung perjalanan mendekati homestay terdapat hamparan air yang melimpah dan terasa sejuk. Dalam benak menebak "inilah yang disebut Danau teluk Gelam?" Ya! seperti ucapan selamat datang di Danau Teluk Gelam, air tampak bergelombang digerakkan angin yang lembut. Kususuri hingga ujung kutemukan homestay yang kutuju. Kulihat tak hanya satu homestay yang ada namun banyak homestay berjajar menghadap danau. Amboy indahnya karya alam berpadu karya seni di Bumi Sriwijaya ini. Dan tak kusangka dan tak kuduga setiap hari aku melewati danau ini.

---

Bersepeda di pagi hari dengan seseorang yang baru aku temui di tempat ini walaupun kita sama-sama dari Jawa Tengah adalah suatu hal yang mengasikkan. Berkeliling danau dan kita sempat berhenti di suatu tempat. Terdapat bangunan di tepi danau yang akan digunakan untuk kegiatan olahraga air pada kegiatan kali ini. Jauh di seberang tampak 2 hotel kembar dan permainan-permainan seperti di dunia fantasi Jakarta, namun tak selengkap di Jakarta.

Tak kukira setiap hari aku dapat menikmati indahnya Danau Teluk Gelam yang tampak luas, namun ternyata aku bisa menempuh semuanya, kecuali ujung selatan yang 'katanya' hutan belantara yang belum ada manusia yang berani menjamahnya. Aku berani meng-iya-kan karena dari kasat mataku tampak hijau lebat tak berpenghuni. Itulah pesona Sumatera, berbeda dengan di Jawa.

0 Responses

Posting Komentar