Fruity Peach Heart -*- Nailiz Menulis -*-: Pagi yang Merindu
Inspirasi Nailiz

Hoi hoi hoi.... hmmm..... inilah pose-ku hari ini... narsis emang tapi itu belum cuci muka apalagi mandi. xixixi... semalam cuma tidur dua jam, itupun terjaga. selebihnya menjaga :D hlo kuq bisa? iya... semalam aku menggantika tugas El, temanku yang berhalangan untuk berangkat PAM PP di Stasiun Kereta Api Kota Pekalongan.

Lumayan, tadi malam membantu tiga penumpang KA yang mengalami kelelahan, Alhamdulillah bisa bantu orang lain. Nah pagi tadi nich... belum banyak kereta api yang lewat. tidak seperti tadi malam. jadi ya ni ada KA. Kaligung yang masih ngetem, aku pake buat background dech...

Rasanya ceria sekali, tanpa beban karena orang tua dan sang pujaan hati mengijinkan aku untuk tugas tadi malam. Tidak hanya tadi malam, tapi kegiatan ini nanti hingga tanggal 9 September 2011. Tidak hanya aku, bergantian dengan teman yang lain, namun termasuk aku mendapatkan piket malam disitu yang tidak hanya sekali.
Hmmm.... ijonya seger bukan? Pagi-pagi sudah disuguhi si Ijo yang mengingatkanku akan seseorang yang jauh disana. Ya! Kak Imung yang demen banget kalo naek kereta. Jadi kangen sama dia, aku adik yang jahat, kakaknya lagi susah mengerjakan skripsi, tapi aku tanpa daya untuk membantunya.
Yah... Sebenere aku pengen banget bantu... tapi harus gimana lagi? aku belum dapat pekerjaan disana... yang pasti aku tetap mengingat itu.

Lihat deh kereta api yang ini...
Rasanya stasiun ini tak pernah sepi akan manusia yang lalu lalang, serasa distasiun ini sampai-sampai tadi malam sempat menuliskan sesuatu.

Stasiun Pekalongan Dini Hari

Kerlap Kerlip penerang kegelapan
Menyala diantara jiwa-jiwa yang semu
Agaknya kursi-kursi masih saja menggerutu
Kapan ia bisa tenang tanpa beban

Penjaja makanan masih saja bertahan
Berlari ketika datang suara yang memekakan
yang memanggilnya dengan isyarat
Bukan menjauh namun bagi mereka ini rejeki

Stasiun Pekalongan dini hari
Tanpa beda ketika matahari ada
Semua masih memuja sang melodi besi
Sebagai penyambung nyawa insan merana

Stasiun Pekalongan dini hari
Tak pernah mati hiruk pikuk manusia
Bercampur deru mesin dan besi berpadu
Menjadi alunan musik penghilang sepi

0 Responses

Posting Komentar