Fruity Peach Heart -*- Nailiz Menulis -*-: Tenggelam Perlahan
Inspirasi Nailiz

Langit benar-benar tak menyapa aku hari ini, mereka murung padaku. Mungkin karena aku tidak menyapa mereka lebih dahulu. Aku pikir hujan akan datang dengan penuh senyum yang dapat menghiburku. Namun hanya mendung yang menghiasi walau ia tak menyapa. Bagaimana aku bisa tersenyum jika mereka tak senyum padaku? Argh... kenapa sih begitu tingginya egoku ini. Mengalah bukankah lebih baik?

Iya! Mengalah hal yang terbaik, memulai melakukan hal-hal yang membuat mereka kembali tersenyum dan menyapaku tapi apakah ini ringan untukku? Aku merasa berat, karena ternyata separo diriku sudah masuk ke dalam telaga. Telaga ini masih dipenuhi dengan airmataku yang sempat tercurah sejak dua pekan yang lalu. Ini salahku pula, kenapa aku harus menangis? Tapi jika aku tidak menangis, pasti dadaku semakin menyesak dan mudah saja aku patahkan diriku.

Tidak! aku tidak mau serupa itu, aku harus berusaha bagaimana caranya aku bisa tidak tenggelam kembali. Aku coba walau perlahan, coba dan coba terus. Meminumnya.... Ufh... asin dan kecut! Memindahkannya dengan ember... ohh... begitu berat dan lama, telaga itu seluas samudera. Ah... harus aku apakan ini? tak terasa keringatku sudah menambah air itu, hingga hanya dari leher hingga kepalaku saja yang terlihat. Ingin mencoba menepi pula, namun ternyata aku berada jauh dari tepi, tak ada kapal, tak ada perahu ataupun sampan yang melintas hingga aku bisa dibawanya untuk keluar dari airku sendiri ini.

Lapaaaarrr... aku merasakan lapar, tak ada apapun yang bisa aku makan. Ikan dan sejenis yang hidup dalam air ini tak satupun tampak olehku, lapar semakin mendera aku tak tahu harus bagaimana. Aku masih punya semangat, semangat untuk tetap bertahan. Tak lama, sang surya muncul dengan bulatan membara, oh... teriknya melelehkan otakku. Rasanya kepala ini akan terpecah karena memuai.

Hidungku sudah sesak oleh air yang menggenangi diri, semakin panik dan semakin bingung. Ingin teriak namun mulutku sudah tak mampu lagi berucap. Aku rasakan sakit yang amat di kepalaku dan semua terasa gelap.

Brebes, 14 November 2011

3 Responses
  1. Massakerah Says:

    jadi inget Firaun. hehehe.... ungkapan yang menggugah. Pasti bakal lebih menjerat jika "lebih jelas" kenapa sampai tenggelam pelan-pelan.... yg tampak di sini akibat, sedangkan sebab itu, kenapa kau "sembunyikan"? 



  2. Zilian Zahra Says:

    terimakasih Om2.... duh senengnya dapet komentar dari Om2... hehehe...


Posting Komentar